Aku (Cerita yang lain)

on Minggu, 04 Mei 2014

            Gelap masih mencekam karena malam masih enggan menghilang. Matahari, aku merindukan sinarmu…

            Mid Night (00:22)

            Tiba-tiba aku terjaga. Entah kenapa rasa kantuk hilang begitu saja dan berganti dengan perasaan aneh yang cukup menyiksa. Kuraih hp dan mulai menekan tombol-tombolnya. Seperti biasa, aku lari ke facebook, ya hanya facebook lah tempat paling mudah untuk sekedar menyibukkan diri. Apa yang kutemui? Hanya beberapa notif tidak penting. Aku bosan.

            Ahh… perasaan ini masih saja menyita pikiranku. Apakah ini? Sebuah kehampaankah atau
apa? Sedih? Tidak, aku tidak sedih. Bahkan setetespun air mata enggan menari di sudut sempit mataku seperti biasanya. Marah? Benci? Dendam? Naudzubillah.. Bukan, ini bukan perasaan seperti itu. Aku juga tidak pernah mengharapkan perasaan buruk itu ada, berkembang di hatiku dan menjadi racun dalam darahku. Hati? Ya, ini kata kuncinya! Mungkinkah aku tlah kehilangan hatiku, sehingga yang kurasa hanyalah kekosongan?

Kemudian, getaran-getaran indah itu… Kemanakah gerangan mereka pergi? Mengapa mereka lenyap begitu saja? Akankah mereka kembali, sehingga aku dapat merasakan bahagia itu lagi? Aku tidak tahu.. Belakangan ini, aku justru takut terhadap detak jantungku sendiri. Di saat detaknya tak beraturan dan semakin cepat, trauma itu muncul. Sesuatu (entah apa) seperti mengguncang tubuhku, sehingga aku mengira ada gempa bumi. Napasku tersendat, aliran darah dengan begitu mendadak meloncat menuju otak. Hingga kusadari tidak ada apa-apa, itu hanya sebuah guncangan yang disebabkan oleh faktor intern (dari dalam tubuhku sendiri). Tapi aku tetap takut…

***

Mataku semakin berat, kelopaknya tak kuat lagi untuk tetap mekar. Lalu, kuputuskan untuk tidur kembali. Seperti biasa, ditemani sebuah guling, aku memiringkan badan ke kanan. Namun, ketika kupejamkan mata, bayangan-bayangan itu kembali menyumbat otakku dan berusaha menyelinap dalam mimpi kala aku lelap. Ahh… Ini sungguh tidak enak. Aku banting tubuhku ke kiri, tetap saja bayangan-bayangan itu hadir. Aku banting ke kanan, sama saja. Banting ke kiri lagi, masih sama. Banting ke kanan lagi, tetap sama. Jika aku tak salah, ada sekitar 20 kali aku berganti posisi, hingga tanpa kusadari rasa kantuk yang menyergapku membawaku lelap bersama bayang-bayang semu yang tak kuharapkan kehadirannya itu.
           


Dawn (04:02)

Akhirnya matahari akan segera hadir. Aku tak sabar menyambutnya. Tapi… tapi kenapa tubuhku terasa tidak enak seperti ini? Pegel.. Panas! Mungkin prediksiku benar, ini akan menjadi hari dimana aku berada dalam titik terendahku dan menjadi penghuni kamar. Menyedihkan memang. Tapi aku tidak pernah bermaksud menjadikannya sebuah do’a ataupun sekedar harapan.

Aku terlelap kembali, hingga akhirnya adzan subuh berkumandang. Ahh.. aku melalaikan hal paling indah di malam hari. Ada sesal yang cukup mendalam, tapi tubuhku tetap tidak bisa diajak kerja sama. Aku pun hampir melalaikan sholat subuh kalau alarm hp itu tidak berbunyi. Astaghfirrullah…

Usai sholat subuh, aku memutuskan untuk tidak menjamah tempat tidur lagi. Kemudian, kuketikkan ini sebagai pengusir bosan. Entah apa yang ada di pikiranku, aku sendiri pun tak tahu. Aku hanya tidak ingin ini berlanjut dan aku benar-benar DROP, karena waktuku semakin mepet. Aku harus segera belajar keras untuk mempersiapkan ujian SBMPTN yang tinggal kurang dari satu setengah bulan lagi. Meskipun aku tidak yakin sisa waktu yang sangat singkat ini akan cukup, tapi aku tidak mau menyerah dan kalah karena bagaimanapun aku harus berjuang, aku ingin mewujudkan mimpi-mimpiku, aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku.

It may  seem impossible, but I believe in Allah. Also the strength of dreams.. People say, “Life Starts from Dreams”. So, why not trying to make them come true and become a part of story in my life ;)  


 

0 komentar:

Posting Komentar