Gelap
masih mencekam karena malam masih enggan menghilang. Matahari, aku merindukan
sinarmu…
Mid Night (00:22)
Tiba-tiba
aku terjaga. Entah kenapa rasa kantuk hilang begitu saja dan berganti dengan
perasaan aneh yang cukup menyiksa. Kuraih hp dan mulai menekan
tombol-tombolnya. Seperti biasa, aku lari ke facebook, ya hanya facebook lah
tempat paling mudah untuk sekedar menyibukkan diri. Apa yang kutemui? Hanya
beberapa notif tidak penting. Aku bosan.
Ahh…
perasaan ini masih saja menyita pikiranku. Apakah ini? Sebuah kehampaankah atau
apa? Sedih? Tidak, aku tidak sedih. Bahkan setetespun air mata enggan menari di
sudut sempit mataku seperti biasanya. Marah? Benci? Dendam? Naudzubillah..
Bukan, ini bukan perasaan seperti itu. Aku juga tidak pernah mengharapkan
perasaan buruk itu ada, berkembang di hatiku dan menjadi racun dalam darahku. Hati?
Ya, ini kata kuncinya! Mungkinkah aku tlah kehilangan hatiku, sehingga yang
kurasa hanyalah kekosongan?
Kemudian, getaran-getaran
indah itu… Kemanakah gerangan mereka pergi? Mengapa mereka lenyap begitu saja?
Akankah mereka kembali, sehingga aku dapat merasakan bahagia itu lagi? Aku
tidak tahu.. Belakangan ini, aku justru takut terhadap detak jantungku sendiri.
Di saat detaknya tak beraturan dan semakin cepat, trauma itu muncul. Sesuatu (entah
apa) seperti mengguncang tubuhku, sehingga aku mengira ada gempa bumi. Napasku
tersendat, aliran darah dengan begitu mendadak meloncat menuju otak. Hingga
kusadari tidak ada apa-apa, itu hanya sebuah guncangan yang disebabkan oleh
faktor intern (dari dalam tubuhku sendiri). Tapi aku tetap takut…
***
Mataku semakin berat,
kelopaknya tak kuat lagi untuk tetap mekar. Lalu, kuputuskan untuk tidur
kembali. Seperti biasa, ditemani sebuah guling, aku memiringkan badan ke kanan.
Namun, ketika kupejamkan mata, bayangan-bayangan itu kembali menyumbat otakku
dan berusaha menyelinap dalam mimpi kala aku lelap. Ahh… Ini sungguh tidak
enak. Aku banting tubuhku ke kiri, tetap saja bayangan-bayangan itu hadir. Aku
banting ke kanan, sama saja. Banting ke kiri lagi, masih sama. Banting ke kanan
lagi, tetap sama. Jika aku tak salah, ada sekitar 20 kali aku berganti posisi,
hingga tanpa kusadari rasa kantuk yang menyergapku membawaku lelap bersama bayang-bayang
semu yang tak kuharapkan kehadirannya itu.
Dawn
(04:02)
Akhirnya matahari akan
segera hadir. Aku tak sabar menyambutnya. Tapi… tapi kenapa tubuhku terasa
tidak enak seperti ini? Pegel.. Panas! Mungkin prediksiku benar, ini akan
menjadi hari dimana aku berada dalam titik terendahku dan menjadi penghuni
kamar. Menyedihkan memang. Tapi aku tidak pernah bermaksud menjadikannya sebuah
do’a ataupun sekedar harapan.
Aku terlelap kembali,
hingga akhirnya adzan subuh berkumandang. Ahh.. aku melalaikan hal paling indah
di malam hari. Ada sesal yang cukup mendalam, tapi tubuhku tetap tidak bisa
diajak kerja sama. Aku pun hampir melalaikan sholat subuh kalau alarm hp itu tidak berbunyi. Astaghfirrullah…
Usai sholat subuh, aku
memutuskan untuk tidak menjamah tempat tidur lagi. Kemudian, kuketikkan ini
sebagai pengusir bosan. Entah apa yang ada di pikiranku, aku sendiri pun tak
tahu. Aku hanya tidak ingin ini berlanjut dan aku benar-benar DROP, karena
waktuku semakin mepet. Aku harus segera belajar keras untuk mempersiapkan ujian
SBMPTN yang tinggal kurang dari satu setengah bulan lagi. Meskipun aku tidak
yakin sisa waktu yang sangat singkat ini akan cukup, tapi aku tidak mau
menyerah dan kalah karena bagaimanapun aku harus berjuang, aku ingin mewujudkan
mimpi-mimpiku, aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku.
It may seem impossible, but I believe in Allah. Also the strength of dreams.. People say, “Life Starts from Dreams”. So, why not trying to make them come true and become a part of story in my life ;)
It may seem impossible, but I believe in Allah. Also the strength of dreams.. People say, “Life Starts from Dreams”. So, why not trying to make them come true and become a part of story in my life ;)
0 komentar:
Posting Komentar