Majas

on Rabu, 13 Februari 2013

Majas adalah bahasa kias atau bahasa indah yang digunakan untuk mengubah serta menimbulkan nilai rasa atau konotasi tertentu. Majas disebut pola gaya bahasa atau plastik bahasa.

Ragam Majas
1 Majas Simile ialah perbandingan dua hal yang berlainan akan tetapi dianggap sama. Majas Simile atau majas perumpamaan ini menggunakan kata : umpama, seperti, ibarat, laksana, bak.
Contoh : Persaudaraan kedua orang itu seperti anjing dan kucing.
Ibarat bunga segar dipakai layu dibuang.
2 Majas Metafora ialah perbandingan antara dua hal tanpa menggunakan kata perumpamaan. Jadi menggunakan perbandingan secara langsung.
Contoh: Nani itu seorang yang jinak-jinak merpati.
Raja Hutan mengaum menakutkan.
3 Majas Personifikasi ialah benda atau sesuatu dianggap manusia mempunyai sifat-sifat atau perbuatan seperti manusia.
Contoh: Angin berlari cepat mencari tempat persembunyiannya.
Bumi mengasuh anak manusia.
4 Majas Alegori ialah cerita yang menggunakan lambang. Misalnya cerita fabel, parabel (cerita dari kitab suci).
Contoh: Cerita Kancil dengan Harimau.
Kumbang itu menghisap bunga yang sedang mekar, setelah layu si kumbang menelantarkannya.
5 Majas Hiperbola ialah sesuatu yang dilebihi-lebihkan.
Contoh: Suaranya menggelegar memecahkan telingaku.

Cita-citanya setinggi langit.
6 Majas Litotes ialah sesuatu yang direndahkan untuk merendahkan diri, serta mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan.
Contoh: Rudi Hartono bukan pemain jalanan.
Silakan istirahat di gubuk kami.
7 Majas Ironi ialah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir.
Contoh: O kamu baru bangun, baru pukul sepuluh pagi.
Rajin benar engkau, baru kali ini mau bekerja.
8 Majas Sinisme ialah gaya bahasa sindiran yang agak kasar dibandingkan dengan Majas Ironi.
Contoh: Dengan sifatmu yang malas belajar semoga kamu lulus ujian dengan nilai sangat baik.
9 Majas Sarkasme ialah majas sindiran yang paling kasar bahkan sudah bukan sindiran lagi.
Contoh: Hai Anjing! Kalau berani keluar Kau!
Aku muak melihat wajahmu.
10 Majas Metonimi ialah majas yang berupa nama diri atau nama hal yang dikaitkan (ditukarkan) dengan barang atau hal lain sebagai penggantinya.
Contoh: Aku ingin meminjam Chairil Anwar. (maksudnya buku kumpulan puisi Chairil Anwar)
Saya datang ke Jakarta naik Merpati.
11 Majas Sinekdoke :
Pars Prototo ialah penyebutan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan.
Contoh: Setiap kepala dikenai iuran Rp 5.000.00,-
Aku sudah melihat batang hidungnya.
Totem Prototo ialah penyebutan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh: Bandung berhasil merebut juara 1 Liga Bandung.
Kaum Ibu memperingati hari Ibu di kelurahan.
12 Majas Alusio ialah majas yang menunjukkan secara tidak langsung suatu peristiwa, tokoh, atau tempat. Majas Alusio disebut juga Majas Kilatan.
Contoh: Kartini Kecil itu memperjuangkan haknya.
Saya ngeri membayangkan peristiwa Westerling di Sulawesi Selatan.
13 Majas Eufimisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar
Contoh: Putra Bapak tidak naik kelas karena malas belajar.
Kami mohon izin sebentar ke belakang.
14 Majas Oksimoron ialah majas yang mengandung penegakan atau pendirian sesuatu antara dua antonim.
Contoh: Olahraga mendaki gunung menarik perhatian walaupun berbahaya.
Siaran televisi dapat dipakai sebagai sarana perdamaian tetapi dapat juga sebagai penghasut peperangan.
15 Majas Paronomasia ialah majas yang berisi penjajaran kata-kata yang berbunyi sama tetapi bermakna lain. Kata-kata yang sama bunyinya tetapi berbeda maknanya.
Contoh: Awas ular itu bisa saja mengandung bisa.
Kembang uang kutanam dulu, sekarang sudah mulai berkembang.
16 Majas Metonimia ialah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atauhal sebagai penggantinya.
Contoh: Belikan saya Bentoel. (rokok cap Bentoel)
Tidak jarang pena lebih tajam daripada pedang.
17 Majas Antitesis ialah sejenis majas yang mengadakan perbandingan antara dua antonim yang bertentangan.
Contoh: Dia bergembira-ria atas kegagalanku.
Segala ejekan hanya dibalasnya dengan senyuman.
18 Majas Gradasi ialah majas yang mengandung suatu rangkaian dan urutan kata atau istilah. Paling sedikit tiga kata.
Contoh: Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji.
19 Majas Aliterasi ialah majas yang memanfaatkan purwakanti atau kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh: Kalau kanda kala kacau
Biar bibir biduan bicara
Inilah indahnya impian
Insan ingkar ingar
20 Majas Antanaklasis ialah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh: Buah bajunya terlepas sehingga buah dadanya terlihat.
Kalau pulang dari luar kota, aku selalu membawa buah tangan untuk buah hatiku.
21 Majas Pleonisme ialah .........(maaf sedang dicari penjelasannya)
Contoh: Burungku terbang naik ke atas lalu turun ke bawah dan akhirnya masuk ke dalam sangkarnya lagi.
22 Majas Repetisi ialah gaya bahasa yang dipakai untuk memperjelas maksud dengan menggunakan kata atau keterangan yang berulang.
Contoh: Jangan ragu-ragu Saudara –saudara, selama matahari masih beredar, selama bulan masih memancar, selama nafas masih mengalun, kami akan tetap memperjuangkan nasib kalian.
23 Majas Tautologi ialah gaya bahasa dengan menggunakan dua kata atau lebih yang sama pengertiannya dalam suatu kalimat.
Contoh: Hal itu tidak kami inginkan dan tidak kami harapkan.
Dia sudah saya tolak dan tidak akan saya terima lagi biarpun dia terus merayu.
24 Majas Klimaks ialah majas yang menggunakan hal atau benda secara berturut-turut makin lama makin memuncak.
Contoh: Orang-orang mulai berdatangan ke pertunjukan itu, jumlahnya , puluhan, ratusan, bahkan ribuan.
25 Majas Anti Klimaks ialah majas yang merupakan kebalikan dari majas klimaks.
Contoh: Tiap-tiap hari, tiap-tiap jam, tiap-tiap menit, bahkan tiap-tiap detik mereka makin mesra, bikin aku makin cemburu tiap waktunya.
26 Majas Asidenton ialah menyebut beberapa hal atau benda berurutan tanpa menggunakan kata penghubung.
Contoh: Para penonton tua muda, laki-laki perempuan, besar kecil menonton pertunjukan itu dengan cermat.
27 Majas Polisindenton ialah gaya bahasa yang menyebut hal atau benda dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh: Sesudah menyandarkan sepeda, lalu dia masuk ke teras rumah itu, kemudian mengetuk pintu, dan ditunggunya sampai tuan rumah tampak batang hidungnya.
28 Majas Koreksio ialah menyebut sesuatu hal yang salah kemudian dibetulkan agar menarik pendengar.
Contoh: Tadi malam......oh bukan, tadi pagi maksud saya, tetangga sebelah mencuri mangga tetangga sebelahnya.
29 Majas Paradoks ialah gaya bahasa pertentangan yang nampaknya sekilas saja, tetapi jika diteliti ternyata tidak bertentangan sebab yang dibicarakan berbeda.
Contoh: Dia merasakan kesepian di rumah yang ramai itu.
Dia itu kaya harta tapi miskin perasaan.
30 Majas Asosiasi ialah majas yang melukiskan terhadap benda yang telah disebut sehingga menimbulkan asosiasi yang lain.
Contoh: Hidupku terasa pahit bagai empedu.
Senyumnya semanis madu.
31 Majas Antonomasia ialah gaya bahasa dengan menyebutkan nama panggilan yang sesuai dengan sifat atau ciri khas tubuhnya.
Contoh: Si Gendut suka sekali melucu.
Si Lesung Pipit sangat ramah dalam menyambut tamu.
32 Majas Interupsi ialah majas yang menggunakan sisipan kata atau frasa ditengah-tengah kalimat untuk menegaskan maksud.
Contoh: Pak Karto, lurah desaku, orangnya sangat baik.
Yogyakarta, kota pelajar itu, mulai hari ini menjadi tuan rumah konferensi AFTA.

0 komentar:

Posting Komentar