Majas adalah bahasa kias atau bahasa indah yang digunakan untuk mengubah
serta menimbulkan nilai rasa atau konotasi tertentu. Majas disebut pola gaya bahasa atau plastik bahasa.
Ragam Majas
1 Majas Simile ialah perbandingan dua hal yang berlainan
akan tetapi dianggap sama. Majas Simile atau majas perumpamaan ini menggunakan
kata : umpama, seperti, ibarat, laksana, bak.
Contoh : Persaudaraan kedua orang itu seperti
anjing dan kucing.
Ibarat bunga segar dipakai layu dibuang.
2 Majas Metafora ialah perbandingan antara dua hal tanpa
menggunakan kata perumpamaan. Jadi menggunakan perbandingan secara langsung.
Contoh: Nani itu seorang yang jinak-jinak
merpati.
Raja Hutan mengaum menakutkan.
3 Majas Personifikasi ialah benda atau sesuatu dianggap manusia
mempunyai sifat-sifat atau perbuatan seperti manusia.
Contoh: Angin berlari cepat mencari tempat
persembunyiannya.
Bumi mengasuh anak manusia.
4 Majas Alegori ialah cerita yang menggunakan lambang. Misalnya
cerita fabel, parabel (cerita dari kitab suci).
Contoh: Cerita Kancil dengan Harimau.
Kumbang itu menghisap bunga yang sedang mekar, setelah layu si kumbang
menelantarkannya.
5 Majas Hiperbola ialah sesuatu yang dilebihi-lebihkan.
Contoh: Suaranya menggelegar memecahkan
telingaku.
Cita-citanya setinggi langit.
6 Majas Litotes ialah sesuatu yang direndahkan untuk merendahkan
diri, serta mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan.
Contoh: Rudi Hartono bukan pemain jalanan.
Silakan istirahat di gubuk kami.
7 Majas Ironi ialah majas yang menyatakan makna yang
bertentangan dengan maksud untuk menyindir.
Contoh: O kamu baru bangun, baru pukul sepuluh
pagi.
Rajin benar engkau, baru kali ini mau bekerja.
8 Majas Sinisme ialah gaya bahasa sindiran yang agak kasar
dibandingkan dengan Majas Ironi.
Contoh: Dengan sifatmu yang malas belajar
semoga kamu lulus ujian dengan nilai sangat baik.
9 Majas Sarkasme ialah majas sindiran yang paling kasar bahkan
sudah bukan sindiran lagi.
Contoh: Hai Anjing! Kalau berani keluar Kau!
Aku muak melihat wajahmu.
10 Majas Metonimi ialah majas yang berupa nama diri atau nama hal
yang dikaitkan (ditukarkan) dengan barang atau hal lain sebagai penggantinya.
Contoh: Aku ingin meminjam Chairil Anwar.
(maksudnya buku kumpulan puisi Chairil Anwar)
Saya datang ke Jakarta naik Merpati.
11 Majas Sinekdoke :
Pars Prototo ialah penyebutan sebagian dari sesuatu hal untuk
menyatakan keseluruhan.
Contoh: Setiap kepala dikenai iuran Rp
5.000.00,-
Aku sudah melihat batang hidungnya.
Totem Prototo ialah penyebutan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh: Bandung berhasil merebut juara 1
Liga Bandung.
Kaum Ibu memperingati hari Ibu di kelurahan.
12 Majas Alusio ialah majas yang menunjukkan secara tidak langsung
suatu peristiwa, tokoh, atau tempat. Majas Alusio disebut juga Majas Kilatan.
Contoh: Kartini Kecil itu memperjuangkan
haknya.
Saya ngeri membayangkan peristiwa Westerling
di Sulawesi Selatan.
13 Majas Eufimisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti
ungkapan yang dirasakan kasar
Contoh: Putra Bapak tidak naik kelas karena malas
belajar.
Kami mohon izin sebentar ke belakang.
14 Majas Oksimoron ialah majas yang mengandung penegakan atau
pendirian sesuatu antara dua antonim.
Contoh: Olahraga mendaki gunung menarik
perhatian walaupun berbahaya.
Siaran televisi dapat dipakai sebagai sarana
perdamaian tetapi dapat juga sebagai penghasut peperangan.
15 Majas Paronomasia ialah majas yang berisi penjajaran kata-kata yang
berbunyi sama tetapi bermakna lain. Kata-kata yang sama bunyinya tetapi berbeda
maknanya.
Contoh: Awas ular itu bisa saja mengandung bisa.
Kembang uang kutanam dulu, sekarang sudah mulai berkembang.
16 Majas Metonimia ialah majas yang memakai nama ciri atau nama hal
yang ditautkan dengan orang, barang, atauhal sebagai penggantinya.
Contoh: Belikan saya Bentoel. (rokok cap
Bentoel)
Tidak jarang pena lebih tajam daripada pedang.
17 Majas Antitesis ialah sejenis majas yang mengadakan perbandingan
antara dua antonim yang bertentangan.
Contoh: Dia bergembira-ria atas kegagalanku.
Segala ejekan hanya dibalasnya dengan senyuman.
18 Majas Gradasi ialah majas yang mengandung suatu rangkaian dan
urutan kata atau istilah. Paling sedikit tiga kata.
Contoh: Dan bukan hanya itu saja. Kita malah
bermegah juga dalam kesengsaraan kita karena kita tahu, bahwa kesengsaraan
itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji.
19 Majas Aliterasi ialah majas yang memanfaatkan purwakanti atau
kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh: Kalau kanda kala kacau
Biar bibir biduan bicara
Inilah indahnya impian
Insan ingkar ingar
20 Majas Antanaklasis ialah majas yang mengandung ulangan kata yang sama
dengan makna yang berbeda.
Contoh: Buah bajunya terlepas sehingga buah
dadanya terlihat.
Kalau pulang dari luar kota, aku selalu membawa buah
tangan untuk buah hatiku.
21 Majas Pleonisme ialah .........(maaf sedang dicari penjelasannya)
Contoh: Burungku terbang naik ke atas lalu turun
ke bawah dan akhirnya masuk ke dalam sangkarnya lagi.
22 Majas Repetisi ialah gaya bahasa yang dipakai untuk memperjelas
maksud dengan menggunakan kata atau keterangan yang berulang.
Contoh: Jangan ragu-ragu Saudara –saudara, selama
matahari masih beredar, selama bulan masih memancar, selama nafas
masih mengalun, kami akan tetap memperjuangkan nasib kalian.
23 Majas Tautologi ialah gaya bahasa dengan menggunakan dua kata atau
lebih yang sama pengertiannya dalam suatu kalimat.
Contoh: Hal itu tidak kami inginkan dan tidak
kami harapkan.
Dia sudah saya tolak dan tidak akan saya
terima lagi biarpun dia terus merayu.
24 Majas Klimaks ialah majas yang menggunakan hal atau benda secara
berturut-turut makin lama makin memuncak.
Contoh: Orang-orang mulai berdatangan ke
pertunjukan itu, jumlahnya , puluhan, ratusan, bahkan ribuan.
25 Majas Anti Klimaks ialah majas yang merupakan kebalikan dari majas
klimaks.
Contoh: Tiap-tiap hari, tiap-tiap jam,
tiap-tiap menit, bahkan tiap-tiap detik mereka makin mesra, bikin
aku makin cemburu tiap waktunya.
26 Majas Asidenton ialah menyebut beberapa hal atau benda berurutan
tanpa menggunakan kata penghubung.
Contoh: Para penonton tua muda, laki-laki
perempuan, besar kecil menonton pertunjukan itu dengan cermat.
27 Majas Polisindenton ialah gaya bahasa yang menyebut hal atau benda
dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh: Sesudah menyandarkan sepeda, lalu
dia masuk ke teras rumah itu, kemudian mengetuk pintu, dan
ditunggunya sampai tuan rumah tampak batang hidungnya.
28 Majas Koreksio ialah menyebut sesuatu hal yang salah kemudian
dibetulkan agar menarik pendengar.
Contoh: Tadi malam......oh bukan, tadi pagi
maksud saya, tetangga sebelah mencuri mangga tetangga sebelahnya.
29 Majas Paradoks ialah gaya bahasa pertentangan yang nampaknya
sekilas saja, tetapi jika diteliti ternyata tidak bertentangan sebab yang
dibicarakan berbeda.
Contoh: Dia merasakan kesepian di rumah
yang ramai itu.
Dia itu kaya harta tapi miskin
perasaan.
30 Majas Asosiasi ialah majas yang melukiskan terhadap benda yang
telah disebut sehingga menimbulkan asosiasi yang lain.
Contoh: Hidupku terasa pahit bagai empedu.
Senyumnya semanis madu.
31 Majas Antonomasia ialah gaya bahasa dengan menyebutkan nama
panggilan yang sesuai dengan sifat atau ciri khas tubuhnya.
Contoh: Si Gendut suka sekali melucu.
Si Lesung Pipit sangat ramah dalam menyambut tamu.
32 Majas Interupsi ialah majas yang menggunakan sisipan kata atau
frasa ditengah-tengah kalimat untuk menegaskan maksud.
Contoh: Pak Karto, lurah desaku, orangnya
sangat baik.
Yogyakarta, kota pelajar itu, mulai hari
ini menjadi tuan rumah konferensi AFTA.
0 komentar:
Posting Komentar